IHSAN DALAM KEHIDUPAN UMAT ISLAM

Ihsan itu ialah bahawa “kamu menyembah Allah seolah-olah kamu melihat-Nya,tetapi jika kamu tidak melihat-Nya maka sesungguhnya Dia melihat kamu.”
Ihsan juga adalah melakukan ibadah dengan khusyuk,ikhlas dan yakin bahwa Allah senantiasa mengawasi apa yang dilakukannya.

Hadist riwayat muslim”dari Umar bin Khatab ia berkata bahwa mengabdikan diri kepada Allah hendaklah dengan perasaan seolah-olah anga melihat-Nya,maka hendaklah anda merasa bahwa Allah melihatmu.”

Ihsan  ( ناسحI ) adalah kata dalam bahasa Arab yang berarti “kesempurnaan” atau “terbaik.” Dalam terminologi agama Islam, Ihsan berarti seseorang yang menyembah Allah seolah-olah ia melihat-Nya, dan jika ia tidak mampu membayangkan melihat-Nya, maka orang tersebut membayangkan bahwa sesungguhnya Allah melihat perbuatannya.

Islam dibangun di atas tiga landasan utama, yaitu Iman,Islam, dan Ihsan. Oleh karenanya, seorang muslim hendaknya tidak memandang ihsan itu hanya sebatas akhlak yang utama saja, melainkan harus dipandang sebagai bagian dari akidah dan bagian terbesar dari keislamannya.
Lalu bagaimana caranya? Dalam merealisasikan ihsan bagi mahluk sosial seperti manusia, khususnya kaum muslim ialah dengan cara berbuat baik. Karena dengan pemahaman ihsan ini kita merasa selalu diawasi oleh Allah Yang Maha Melihat, dengan begitu kita tidak akan mau melakukan perbuatan buruk, kalaupun sampai terbersit maka tetap saja kita tidak akan mau mengerjakannya disebabkan Ihsan tadi. Selain berbuat baik Ihsan juga merupakan salah satu cara agar kita bisa khusyuk dalam beribadah kepada Allah. Kita beribadah seolah-olah kita melihat Allah. Jika tidak bisa, kita harus yakin bahwa Allah SWT yang Maha Melihat selalu melihat kita.

“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya, (yaitu) ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri. Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.” (QS.Qaaf : 16-18)

“Sesungguhnya Tuhanmu benar-benar mengawasi.”(QS.Al Fajr : 14)
Orang yang ihsannya kuat akan rajin berbuat kebaikan karena dia berusaha membuat senang Allah yang selalu melihatnya. Sebaliknya dia malu berbuat kejahatan karena dia selalu yakin Allah melihat perbuatannya.
“Kepunyaan Allah-lah segala apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Dan jika kamu melahirkan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu menyembunyikan, niscaya Allah akan membuat perhitungan dengan kamu tentang perbuatanmu itu. Maka Allah mengampuni siapa yang dikehendaki-Nya dan menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya; dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (QS.Al-Baqarah:284).

Dalam Al-Qur`an, terdapat 166 ayat yang berbicara tentang ihsan dan implementasinya. Dari sini kita dapat menarik satu makna, betapa mulia dan agungnya perilaku dan sifat ini, hingga mendapat porsi yang sangat istimewa dalam Al-Qur`an. Rasulullah pun sangat memberi perhatian terhadap masalah ihsan ini. Sebab, ia merupakan puncak harapan dan perjuangan seorang hamba. Puncak semua pengajaran yang dilakukan Rasul pun mengarah kepada satu hal, yaitu mencapai ibadah yang sempurna dan akhlak yang mulia. Bahkan, di antara hadist-hadist mengenai ihsan tersebut, ada beberapa yang menjadi landasan utama dalam memahami agama ini. Rasulullah saw. menerangkan mengenai ihsan ketika ia menjawab pertanyaan Malaikat Jibril tentang ihsan dimana jawaban tersebut dibenarkan oleh Jibril, dengan mengatakan, “Engkau menyembah Allah seakan- akan engkau melihat-Nya, dan apabila engkau tidak dapat melihat-Nya, maka
sesungguhnya Dia melihatmu.”(HR. Muslim )

Ihsan adalah puncak ibadah dan akhlak yang senantiasa menjadi target seluruh hamba Allah swt. Sebab, ihsan menjadikan kita sosok yang mendapatkan kemuliaan dari-Nya. Sebaliknya, seorang hamba yang tidak mampu mencapai target ini akan kehilangan kesempatan yang sangat mahal untuk menduduki posisi terhormat di mata Allah swt.

Di kesempatan yang lain, Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya Allah telah mewajibkan kebaikan pada segala sesuatu, maka jika kamu membunuh, bunuhlah dengan baik, dan jika kamu menyembelih, sembelihlah dengan baik.”(HR. Muslim )
“Sesungguhnya Allah menyuruh berlaku adil dan berbuat ihsan, serta memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran”(An-Nahl: 90 )

Tiga Aspek Pokok Dalam Ihsan 

Ihsan meliputi tiga aspek yang fundamental. Ketiga hal tersebut adalah ibadah, muamalah, dan akhlak. Ketiga hal inilah yang menjadi pokok bahasan dalam ihsan.


1.      Ibadah
Kita berkewajiban ihsan dalam beribadah, yaitu dengan menunaikan semua jenis ibadah, seperti shalat, puasa, haji, dan sebagainya dengan cara yang benar, yaitu menyempurnakan syarat, rukun, sunnah, dan adab-adabnya. Hal ini tidak akan mungkin dapat ditunaikan oleh seorang hamba, kecuali jika saat pelaksanaan ibadah-ibadah tersebut ia dipenuhi dengan cita rasa yang sangat kuat (menikmatinya), juga dengan kesadaran penuh bahwa Allah senantiasa memantaunya hingga ia merasa bahwa ia sedang dilihat dan diperhatikan oleh-Nya. Minimal seorang hamba merasakan bahwa Allah senantiasa memantaunya, karena dengan inilah ia dapat menunaikan ibadah-ibadah tersebut dengan baik dan sempurna, sehingga hasil dari ibadah tersebut akan seperti yang diharapkan. Inilah maksud dari perkataan Rasulullah saw yang berbunyi,
“Hendaklah kamu menyembah Allah seakan-akan engkau melihat-Nya, dan jika engkau tak dapat melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia melihatmu.”
Kini jelaslah bagi kita bahwa sesungguhnya arti dari ibadah itu sendiri sangatlah luas. Maka, selain jenis ibadah yang kita sebutkan tadi, yang tidak kalah pentingnya adalah juga jenis ibadah lainnya seperti jihad, hormat terhadap mukmin, mendidik anak, menyenangkan isteri, meniatkan setiap yangmubah untuk mendapat ridha Allah, dan masih banyak lagi. Oleh karena itulah, Rasulullah saw. menghendaki umatnya senantiasa dalam keadaan seperti itu, yaitu senantiasa sadar jika ia ingin mewujudkan ihsan dalam ibadahnya.

2. Muamalah
Dalam bab muamalah, ihsan dijelaskan Allah swt. pada surah An-Nisaa’ ayat 36, yang     berbunyi sebagai berikut, “Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun    dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu bapak, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat maupun yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu.”
Kita sebelumnya telah membahas bahwa ihsan adalah beribadah kepada Allah dengan sikap seakan-akan kita melihat-Nya, dan jika kita tidak dapat melihat-Nya, maka Allah melihat kita. Kini, kita akan membahas ihsan dari muamalah dan siapa saja yang masuk dalam bahasannya.

Berikut ini adalah mereka yang berhak mendapatkan ihsan tersebut:

a. ihsan kepada kedua orang tua
b. ihsan kepada karib kerabat
c. ihsan kepada anak yatim dan fakir miskin
d. ihsan kepada tetangga dekat, tetangga jauh, serta teman sejawat
e. ihsan kepada ibnu sabil dan hamba sahaya
f. ihsan dengan perlakuan dan ucapan yang baik kepada manusia
g. ihsan dalam hal muamalah
h. ihsan dengan berlaku baik kepada binatang

3. Akhlak
Ihsan dalam akhlak sesungguhnya merupakan buah dari ibadah dan muamalah. Seseorang akan mencapai tingkat ihsan dalam akhlaknya apabila ia telah melakukan ibadah seperti yang menjadi harapan Rasulullah dalam hadits yang telah dikemukakan di awal tulisan ini, yaitu menyembah Allah seakan-akan melihat-Nya, dan jika kita tidak dapat melihat-Nya, maka sesungguhnya Allah senantiasa melihat kita. Jika hal ini telah dicapai oleh seorang hamba, maka sesungguhnya itulah puncak ihsan dalam ibadah. Pada akhirnya, ia akan berbuah menjadi akhlak atau perilaku, sehingga mereka yang sampai pada tahap ihsan dalam ibadahnya akan terlihat jelas dalam perilaku dan karakternya.
Jika kita ingin melihat nilai ihsan pada diri seseorang —yang diperoleh dari hasil maksimal ibadahnya– maka kita akan menemukannya dalam muamalah kehidupannya. Bagaimana ia bermuamalah dengan sesama manusia, lingkungannya, pekerjaannya, keluarganya, dan bahkan terhadap dirinya sendiri. Berdasarkan ini semua, maka Rasulullah saw. mengatakan dalam sebuah hadits, “Aku diutus hanyalah demi menyempurnakan akhlak yang mulia.”

Ciri-ciri Kelebihan Ihsan :
-  Mentaati perintah dan larangan Allah SWT dengan ikhlas
-  Senantiasa amanah ,jujur dan menepati janji
-  Merasakan nikmat dan haus akan ibadah
-  Mewujudkan keharmonisan masyarakat
-  Mendapat ganjaran pahala dari Allah SWT.

Cara Penghayatan Ihsan Dalam kehidupan :
-  Menyembah dan beribadah kepada Allah
-  Memelihara kesucian aqidah tidak terbatal
-  Mengerjakan ibadah fardhu ain dan sunat
-  Hubungan baik dengan keluarga,tetangga dan masyarakat
-  Melakukan perkara-perkara yang baik
-  Mengamalkan sifat-sifat mahmudah
-  Bersyukur atas nikmat Allah SWT.

Kesimpulannya, ihsan adalah puncak prestasi dalam ibadah, muamalah, dan akhlak. Oleh karena itu, semua orang yang menyadari akan hal ini tentu akan berusaha dengan seluruh potensi diri yang dimilikinya agar sampai pada tingkat tersebut. Siapapun kita, apapun profesi kita, di mata Allah tidak ada yang lebih mulia dari yang lain, kecuali mereka yang telah naik ketingkat ihsan dalam seluruh sisi dan nilai hidupnya. Semoga kita semua dapat mencapai hal ini, sebelum Allah swt. mengambil ruh ini dari kita.





MASJID PERTAMA DI KALIMANTAN SELATAN
MASJID BANUA LAWAS.

Rekabentuk seperti Masjid Lama Masjid Tinggi.
 SIFAT OPTIMISTIK PELAJAR

Sebagai penganut Agama Islam,Allah dan Rasul-Nya menyuruh agar kita memiliki sifat optimistik .Optimistik  termasuk akhlak terpuji.Orang yang memiliki sifat optimistik selalu bersemangat dalam hidupnya. Ia juga rajin belajar dan bekerja untuk meraih sukses dalam mencapai cita-cita.
Ada tiga macam sifat optimistik iaitu:
  1. dalam belajar
  2. dalam bekerja
  3. dalam beribadah     
1. Dalam belajar

     Apabila kita seorang pelajar, maka kita harus selalu optimistik dalam belajar. Rajin dan bersungguh-sungguh dalam belajar dan berdoa,maka hasil ulangannya akan baik.

2. Dalam bekerja

     Dalam surat Ar-Ra'd ayat 11 disebutkan:  "Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum sehingga kaum itu mengubah nasibnya sendiri"
Berdasarkan ayat tersebut dapat disimpulkan bahwa kita harus bekerja dengan sungguh-sungguh jika ingin ada perubahan kehidupan yang lebih baik pada diri kita. Kita harus optimistik dengan hasil yang akan kita peroleh dari pekerjaan kita.

3. Dalam beribadah

Ketika kita melakukan ibadah sholat atau ibadah puasa,maka kita harus optimis bahwa ibadah kita akan diterima Allah SWT. Oleh karena itu,dalam melaksanakan ibadah hendaknya kita kerjakan dengan baik dan benar sesuai dengan tuntunan Allah dan Rasul-Nya. Jika kita beramal dengan memberikan sedekah kepada fakir miskin,maka kita harus optimistik bahwa wang yang kita sedekahkan itu dapat memberikan manfa'at bagi fakir miskin tersebut.

BERSAMA PENAUNG MAAHAD TAHFIZ AL-AKHLAK
YBG.DATO' SHEIKH MUHD.NOR BIN MANSUR AL-HAFIZ

 

PANDANGAN FUQAHA TENTANG TANAH WAQAF

Para ulama bersepakat menyatakan bahawa pewakaf mempunyai bidang kuasa yang luas untuk melantik sesiapa sahaja bagi mentadbir dan menguruskan harta wakafnya. Pewakaf boleh melantik dirinya sendiri sebagai pemegang amanah atau menyerahkan amanah ini kepada orang yang menerima wakaf, atau selain daripada keduanya. Jika sekiranya pewakaf meletakkan sesuatu syarat kepada mereka yang dilantik, maka pemegang amanah itu hendaklah melaksanakan syarat dan mematuhi segala ketetapan yang dibuatkan oleh pewakaf. sebaliknya, jika pewakaf tidak menentukan kepada mana-mana pihak untuk menguruskan harta wakafnya, maka pihak hakim atau kerajaan yang akan menentukannya.

Ini adalah pandangan ulama mazhab Maliki dan ulama mazhab Syafi‘i. Namun kebanyakan fatwa menyebutkan bahawa wakaf bagi tujuan umum atau tujuan khusus yang ditentukan, hak untuk mentadbir harta berkenaan adalah di tangan hakim.
Pada pandangan mazhab Hanbali, sekiranya pewakaf telahpun menentukan secara khusus pihak yang akan menerima wakaf dan setiap mereka ada bahagiannya, maka penerima wakaf itu sendiri adalah pemegang amanah bagi tanah yang diwakafkan kepadanya. Berbeza dengan tanah wakaf Am yang tidak ditentukan penerima wakafnya seperti wakaf untuk masjid, fakir miskin, maka hakim atau pembantunya selaku nazir atau pemegang amanah ke atas harta berkenaan.
 
Terdapat juga pandangan fuqaha Hanbali bahawa hak pengawalan harta tersebut adalah tertakluk kepada mereka yang menerima wakaf, sekalipun tidak disyaratkan. Menurut mazhab ulama Hanafi, pewakaf adalah pihak yang bertanggungjawab terhadap apa jua urusan ke atas harta yang diwakafkan, sama ada wujudnya syarat atau sebaliknya. Kemudian berpindah kepada orang yang diwasiatkan oleh pewakaf jika ada. Jika tidak hakim akan mengambil alih tugas tersebut. 

Pandangan ini merujuk kepada konsep wakaf  itu sendiri bahawa hak milik harta yang diwakafkan tetap kekal di tangan pewakaf. Manakala pandangan yang mengatakan bahawa pihak yang menerima wakaf akan menjadi pentadbir dan bertanggung jawab sepenuhnya terhadap harta berkenaan, kerana sesuatu yang diwakafkan itu tidak lagi menjadi miliknya. Maka kuasa mentadbir akan terserah kepada orang yang diwakafkan atau kepada kadi.
Bagi mazhab Hanafi, pewakaf adalah pihak utama yang memegang kuasa pelantikan pentadbir yang difikirkan sesuai dan layak untuk mentadbir harta wakafnya. Pihak lain tidak boleh mencampuri urusan ke atas harta tersebut. Ini bermakna urusan pentadbiran harta wakaf adalah masih tertakluk kepada pemilik harta berkenaan atau pewakaf, selama dia masih hidup. Peranan pentadbir hanyalah sebagai wakil kepada pewakaf dan pewakaf boleh menggugurkan jawatan atau hilang kelayakan pentadbir tersebut jika difikirkan tidak sesuai. 
BIDANGKUASA PENTADBIR HARTA WAQAF
Seseorang yang dilantik sebagai pentadbir harta wakaf hendaklah menjalankan amanah dan melangsungkan syarat-syarat atau niat dikenakan oleh pewakaf selagi syarat tersebut tidak bercanggah dengan hukum syarak. Berikut ialah beberapa perkara yang tidak boleh dilakukan oleh pentadbir dan menjamin harta wakaf daripada disalahgunakan:
i.    Tidak boleh disewa atau dipajak oleh pentadbir sendiri
ii.   Tidak disewa dari kalangan ahli keluarga sendiri pewakaf dan pentadbir terlibat sama dalam urusan tersebut, kecuali dinaikkan harga dari harga pasaran
iii.  Harta wakaf tidak boleh digadai jika keadaan ini boleh menjejaskan pendapatan biasa yang diterima oleh pewakaf
iv.  Pentadbir harta wakaf tidak boleh sama sekali mengubah syarat tanah dari tanah pertanian kepada tanah perusahaan atau sebaliknya kecuali dengan persetujuan daripada kerajaan
v.  Pentadbir tidak boleh memberikan harta wakaf kepada pihak lain sebagaimana yang ditetapkan oleh pewakaf
vi. Arahan daripada pihak penerima wakaf tidak boleh dijadikan alasan untuk menukar atau meminda apa-apa syarat kecuali jika ada alasan yang munasabah demi menjaga kebajikan dan masa depan harta itu sendiri.

SHEIKH ZUBEIR AL-FILFULANI - MADRASAH AL-AKHLAK AL-ISLAMIAH - 1946-1948

Sejak usia sekitar tujuh tahun lagi Zubeir bin Ahmad memasuki salah sebuah Madrasah Islamiyah di negerinya. Pendidikan ilmu-ilmu asas seperti fiqh, akidah, tilawah al-Quran dan lain-lain dipelajarinya sejak usia tersebut. Pada tarikh 10 Muharam 1339 H/23 September 1920 M, Zubeir melanjutkan pelajarannya di Madrasah Al-Masyhur Al-Islamiyah di Pulau Pinang.

Beliau belajar daripada Syeikh Abdur Rahman Firdaus al-Makki, Syeikh Muhammad Radhi al-Makki, Saiyid Ahmad Dahlan al-Makki, Syeikh Abdullah al-Ghadamsi al-Maghribi, Syeikh Tahir Jalaluddin al-Minankabawi al-Falaki dan Syeikh Husein Rafi'. Zubeir tamat belajar di madrasah tersebut pada bulan Syaaban 1342 H/Mac 1924 M. Kemudian beliau bersama kawan-kawannya melanjutkan pelajaran ke Mekah. Mereka ialah Ali Manshuri, Ahmad Manshuri, Ishaq Zain dan Abdul Majid Husein.

Sampai di Mekah mereka tinggal bersama Syeikh al-Qadhi Ahmad Qari. Mereka tiba di Mekah pada malam awal bulan Ramadan 1342 H/5 April 1924 M.

Pada bulan Syawal 1342 H/Mei 1924 M, Zubeir dan rakan-rakannya memasuki Al-Madrasah Hasyimiyah Syarif Husein bin Ali. Mereka mendapat pendidikan khusus daripada lima ulama iaitu Syeikh Umar Ba Juneid, Syeikh Jamal al-Maliki, Syeikh Habibullah asy-Syanqithi, Syeikh Muhammad Zaidan asy- Syanqithi dan Syeikh Umar Hamdan al-Mahrasi.

Pada tahun 1344 H/1925 M mereka sempat belajar di Madrasah Ash-Shaulatiyah sehingga mereka keluar dari madrasah itu pada tahun 1349 H/ 1930 M. Sewaktu di Madrasah Ash-Shaulatiyah itulah barangkali Zubeir mula bersahabat dengan Saiyid Muhsin bin Ali al-Masawi al-Huseini yang memasuki Madrasah Ash-Shaulatiyah tahun 1341 H/1923 M.

Para gurunya di Madrasah Ash-Shaulatiyah ialah Syeikh Salim Rahmatullah, Syeikh Mahmud Arif al-Bukhari, Syeikh Abdul Lathif al-Qari, Syeikh Hasan bin Muhammad al-Masyath, Syeikh Mukhtar Makhdum, Syeikh Abdullah al-Bukhari.

Selain mendapat pendidikan di madrasah, Zubeir juga mendapat pendidikan di Masjid al-Haram dan dengan ulama-ulama tertentu di rumah. Di antara guru beliau yang dapat dikesan ialah Syeikh Sa'id Yamani, anaknya Syeikh Hasan Yamani, Saiyid Abdullah Shalih az-Zawawi, Syeikh Muhammad Ali al-Maliki, Saiyid Shalih Syatha, Syeikh Muhammad al-Arabi at-Tubbani dan ramai lagi.

Daripada senarai nama para guru sejak dari Pulau Pinang hingga pendidikan di Mekah tidaklah diragui bahawa Syeikh Haji Zubeir adalah seorang putera Pulau Pinang yang cukup banyak mengumpulkan ilmu pengetahuan dalam berbagai-bagai bidang.

Madrasah Dar al-Ulum

Setelah tamat belajar di Madrasah ash-Shaulatiyah Syeikh, Zubeir menjalankan aktiviti mengajar di rumah dan di Masjid al-Haram, Mekah. Beliau mengajar ilmu-ilmu alat dan fiqh dalam Mazhab Syafie. Dalam Tasynif al-Asma juga disebut bahawa pada tahun 1352 H/1933 M, Syeikh Haji Zubeir berkongsi mengasaskan Madrasah Dar al-Ulum ad-Diniyah di Syu'ib 'Ali, Mekah.

Saiyid Muhsin bin Ali al-Masawi al-Huseini selaku pengasas Dar al-Ulum ad-Diniyah itu bertindak sebagai Mudir yang pertama manakala Syeikh Haji Zubeir adalah Naib Mudir.

Saya tidak mengetahui sumber mana yang digunakan oleh Mohammad Redzuan sehingga dalam beberapa perkara terdapat perbezaan pendapat. Menurut beliau, selain Syeikh Haji Zubeir sebagai Mudir pertama Madrasah Dar al-'Ulum ad-Diniyah, disebutnya pula yang berusaha mengasaskan madrasah itu ialah Haji Abdul Majid Zainuddin. Haji Abdul Majid Zainuddin tersebut dikatakan meletakkan batu asas. Menurutnya lagi, bangunan untuk madrasah memulakan pengajian telah diwakafkan oleh Toh Puan Sharifah, iaitu isteri kepada Datuk Panglima Kinta (kertas kerja hlm. 7).

Saiyid Muhsin bin Ali al-Masawi al-Huseini meninggal dunia pada 1354 H/1935 M. Tempatnya sebagai Mudir Madrasah Dar al-Ulum ad-Diniyah diganti oleh Syeikh Haji Zubeir hingga tahun 1359 H/1940 M. Pada tahun yang sama, beliau pulang ke Malaysia setelah lama mengajar di Mekah dan mempunyai ramai murid.

AKTIVITI DI MALAYSIA


Setelah berada di Malaysia Syeikh Haji Zubeir seperti biasa bergiat dalam bidang pendidikan. Di antara madrasah-madrasah tempat beliau mengajar ialah Madrasah al-Huda, Madrasah al-Ulum asy-Syar'iyah, Madrasah al-Akhlaq al-Islamiyah, Masjid Tinggi, Bagan Serai. Terakhir sekali menjadi Mudir Madrasah al-Idrisiyah. Madrasah al-Idrisiyah mempunyai sejarah yang panjang dan tersendiri.

Mengenai Madrasah al-Ulum asy-Syar'iyah, berdasarkan buku Madrasah Al-Ulum Al-Syar'iyah Perak 1937 - 1977 oleh Sabri Haji Said, terbitan Dewan Bahasa dan Pustaka, 1983, madrasah yang terletak di Batu 20, Bagan Datoh, Perak itu sejak mulai berdirinya mendapat sumbangan daripada Syeikh Haji Zubeir.

Bahawa terbinanya Madrasah al-Ulum asy-Syar'iyah adalah hasil inisiatif Haji Muhammad Arsyad bin Haji Muhammad Saleh. Menurut Sabri, penubuhan madrasah itu diadakan di Masjid Bagan Pasir dengan dipengerusikan oleh Syeikh Haji Zubeir bin Haji Ahmad pada 21 Oktober 1937 (Sabri, hlm. 32).

Nama madrasah itu diberi oleh Haji Muhammad Arsyad setelah berbincang dengan Syeikh Haji Zubeir bin Haji Ahmad (hlm. 33). Mudir Madrasah al-Ulum asy-Syar'iyah ialah Haji Muhammad Arsyad. Syeikh Haji Zubeir bin Haji Ahmad pada zaman penjajahan Jepun buat beberapa ketika pernah sebagai Wakil Mudir (hlm. 141).

Penglibatan Syeikh Haji Zubeir dalam Madrasah al-Akhlaq al-Islamiyah, Masjid Tinggi, Bagan Serai pula ialah beliau mengajar di madrasah tersebut pada 1946 hingga 1948.

Madrasah al-Akhlaq al-Islamiyah sangat erat hubungannya dengan Madrasah al-Ulum asy-Syar'iyah kerana didirikan oleh Haji Abdur Rahman bin Haji Arsyad pada tahun 1943. Haji Abdur Rahman ini ialah keluarga Dato' Haji Hasan Adli, seorang tokoh terkenal.
Rasanya riwayat ini tidak sempurna jika tidak menceritakan madrasah tersebut yang dianggap sebati dengan beberapa orang mudirnya, antaranya ialah Syeikh Haji Zubeir yang diriwayatkan ini. Madrasah al-Idrisiyah diasaskan pada tahun 1340 H/1922 M dekat Masjid Ubudiah, Bukit Chandan, Kuala Kangsar, Perak.

Madrasah tersebut didirikan berikutan titah Sultan Idris I Al-Mursyidul A'zam Syah, Sultan Perak pada zaman itu. Baginda menitahkan dibina madrasah itu kepada Tuan Guru Syeikh Haji Nawawi bin Haji Tahir. Senarai Mudir yang pertama Madrasah al-Idrisiyah hingga ulama yang diriwayatkan ini susunannya adalah seperti berikut: Haji Muhammad bin Haji Muhammad Saleh, berkhidmat (1922 - 1928), Syeikh Abdullah al-Maghribi (1928 - 1932), Syeikh Haji Abdullah Fahim (1932 - 1948) dan Syeikh Haji Zubeir bin Haji Ahmad 1948 - 1975).
 BERSAMA PENANUNG MAAHAD TAHFIZ AL-AKHLAK AL-ISLAMIAH
DATO' SHEIKH MOHD.NUR MANSUR AL-HAFIZ

DISIPLIN PELAJAR MAAHAD



 PERATURAN ASRAMA


 MAAHAD TAHFIZ AL-AKHLAK

 Disiplin & peraturan

 Disiplin ialah
-kebolehan seseorang / individu mengikut peraturan
-kebolehan seseorang / individu menunjukan etika yang baik
-kebolehan seseorang / individu mempratikkan nilai-nilai murni
-kebolehan seseorang / individu mengawal disiplin diri
1.       seperti mengatakan tidak kepada ajakan-ajakan rakan
2.       menepati masa-sekolah, belajar, gotong royong
3.       bertanggungjawab
4.       meletakkan ilmu adalah tujuan utama datang ke   
          sekolah
5.       membezakan yang salah dengan yang betul
6.       dapat mengandaikan kesannya jika melanggar disiplin
7.       menanamkan semanggat belajar yang tinggi
8.       mempunyai cita-cita
9.       tidak menghampakan ibu bapa serta keluarga

Peraturan
Penyataan umum / khusus yang dibekalkan oleh pihak Maahad atau digubal oleh sesuatu organisasi mengikut situasi setempat yang harus diikuti oleh setiap individu atau orang lain yang berada di kawasan tersebut. Ianya meliputi larangan-larangan atau penyataan-penyataan yang berbentuk pesanan agar semua pihak yang berada / tinggal di kawasan tersebut berasa selamat, gembira, ceria dan seronok.
Peraturan berkait rapat dengan disiplin. Kalau peraturan-peraturan dipatuhi sepenuhnya ini akan mencerminkan disiplin seseorang individu itu terpuji.
Jika peraturan ini dilanggar / tidak diikuti / ini mencerminkan disiplin seseorang itu teruk dan individu itu akan diberi tindakan disiplin.   
 Peraturan asrama
Segala peraturan berikut berkuatkuasa sebaik sahaja seseorang pelajar melaporkan diri untuk tinggal di asrama. Pelajar yang didapati tidak mematuhi mana-mana peraturan boleh dikenakan tindakan yang sewajarnya oleh pihak Maahad.
 Pendaftaran
1.  Tinggal diasrama adalah satu kemudahan yang diberikan oleh pihak sekolah kepada pelajar.
2.  Pelajar wajib mendaftarkan diri sebelum dibenarkan tinggal di asrama.
3.  Jangan ubahsuai/memindahkan/menulis/merosakkan apa-apa peralatan yang telah dibekalkan di asrama.
4.  Sekiranya terdapat kerosakan pada peralatan yang digunakan sila laporkan kepada waden asrama masing-masing.
5.  Pelajar dilarang bertukar asrama/bilik tidur/tidur di asrama lain tanpa kebenaran waden.
 Tingkahlaku dilarang
6.  Merokok/berjudi/menghidu gam/membawa dan meminum minuman keras/ benda & senjata tajam/alatan elektrik dan lain-lain yang difikirkan boleh mengancam keselamatan adalah dilarang sama sekali (rujuk jenis dan kod salahlaku kpm)
7.  Membuat sambungan litar tambahan pada mana-mana peralatan elektrik adalah dilarang.
8.  Lilin/mancis/mercun dan bahan bakar yang lain adalah dilarang penggunaannya.
9.  Pelajar dilarang membawa makanan ke asrama.
10.Amalkan sikap menghormati orang lain. Elakkan bising yang keterlaluan seperti menjerit, menyanyi, bermain di dalam bilik, mengetuk katil/almari sehingga boleh mengganggu orang lain.
 Kebersihan
11.Pengawas bilik mesti menyediakan jadual bertugas dibilik asrama masing-masing.
(jadual bertugas dan carta organisasi bilik wajib dipamerkan)
12.Pelajar yang telah ditugaskan, perlu bertanggungjawab terhadap tugas yang telah diamanahkan kepadanya.
13.Pelajar harus menjaga kebersihan bilik & kawasan asrama (tandas & bilik mandi).
14.Kawasan tempat tidur/kasut/selipar/penyapu harus kemas & tersusun rapi.
15.Sampah dalam tong sampah hendaklah sentiasa dibuang di tapak pembuangan sampah.
16.Pakaian haruslah dijemur pada ampaian yang telah disediakan. pelajar dilarang menyidai pakaian yang basah di dalam bilik.
17.Pelajar wajib menyertai go-ro (gotong royong) asrama mengikut arahan warden.
  Lampu asrama
18.Adalah tanggungjawab penghuni asrama/pengawas memastikan suis lampu ditutup apabila meninggalkan asrama/bilik. (jimat elektrik)
19.Tidur malam lampu perlu dipadamkan jam 10.00 malam. pelajar dilarang berkeliaran dikawasan asrama/kelas dan lain-lain tempat selepas jam 10.00 malam tanpa kebenaran/penyeliaan guru/waden.
 Sakit
20.Pelajar yang sakit perlu mendapatkan rawatan dengan berjumpa penyelia asrama/waden/guru. jangan mendiamkan diri.
21. Jangan menghalang kedua-dua pintu keluar di bilik asrama.
22. Susun katil/almari dengan  teratur tanpa menghalang laluan.
23.Laporkan sebarang kerosakan(suis, litar elektrik dll)/kejadian yang berlaku kepada waden bertugas dengan segera.
24.Pelajar dilarang membawa kenderaan ke asrama.
25.Membawa barang-barang berharga (emas/perak) adalah dilarang sama sekali.
26.Amalkan tingkahlaku yang sopan dari segi berpakaian. penggunaan seluar jean adalah dilarang.
27.Pastikan almari dikunci, duit/kad pengenalan dibawa bersama setiap kali anda keluar dari asrama.
 Belajar malam
28.Masa belajar malam ialah bermula dengan solat Maghrib berjemaah.
29.Pelajar asrama wajib belajar malam di kelas yang telah ditentukan. Elakkan bertukar kelas tanpa kebenaran waden.
30.Amalkan etika yang baik semasa belajar dengan suasana yang senyap dan tanpa pergerakan.
31.Gunakan waktu belajar malam untuk membuat latihan /hafalan / mengulangkaji. (ilmu pelita hidup)
 Makan/minum
32. Waktu makan di dewan kantin seperti jadual yang disediakan.
Jenis-jenis salahlaku
a: Tingkahlaku jenayah
1.       berjudi
2.       mencuri
3.       melawan/mengancam/memukul guru
4.       melawan/mengancam/memukul pengawas
5.       melawan/mengancam/memukul murid lain
6.       memeras ugut
7.       membuli
8.       mengotai kumpulan haram/kongsi gelap
9.       menyalahgunakan dadah
10.  membawa senjata membahaya
11.  mencabul kehormatan
12.  menceroboh bilik khas/kedai/koperasi/asrama/pejabat
13.  menunjuk perasaan
14.  bertaruh secara besar-besaran
15.  bertumbuk /berkelahi
16.  menghidu gam / liquid

b: Tingkahlaku lucah
1.    bercumbu-cumbuan
2.    berkhalwat
3.    menceroboh asrama perempuan/lelaki
4.    membawa bahan-bahan lucah
5.    mengintai murid perempuan/lelaki
6.    menggunakan kata dan perbuatan lucah
7.    melukis dan menulis kata-kata lucah
8.    berdua-duaan (bercinta)

c: Kekemasan diri
1.    berambut panjang/berfesyen/berwarna
2.    berkuku panjang
3.    bermisai/berjangut
4.    memakai pakaian yang tidak mengikut peraturan sekolah
5.    memakai barang perhiasan/anting/emas/perak
6.    mencukur bulu mata/kening

d: Tidak memetingkan masa
1.    berkeliaran di kawasan sekolah
2.    datang lewat ke sekolah
3.    lewat ke perhimpunan
4.    makan dikantin diluar waktu rehat
5.    lewat pulang ke arsama

e: Tingkahlaku kurang sopan/biadab
1.    berkelakuan kasar terhadap guru
2.    berkelakuan kasar terhadap pengawas
3.    berkelakuan kasar terhadap murid
4.    berbahasa kesat
5.    menyimpan rokok
6.    menghisap rokok
7.    mengganggu pelajaran dan pembelajaran
8.    tidak menghormati guru
9.    ingkararahan guru/pengawas

f: Tingkahlaku musnah
1.    merosakkan hartabenda sekolah/ guru/asrama/murid/kantin

g: Ponteng
1.    ponteng kelas
2.    ponteng sekolah
3.    ponteng perhimpunan
4.    ponteng kegiatan kokurikulum/aktiviti luar bilik darjah
5.    ponteng ujian
6.    ponteng peperiksaan
7.    ponteng belajar malam
8.    ponteng gotong royong asrama

Tindakan-tindakan yang dikenakan kepada pelajar yang melanggar disiplin

1.    teguran lisan/bertulis (rekod disimpan)
2.    hantar ke unit bimbingan dan kaunseling (rekod)
3.    amaran (ibu bapa dipanggil) (rekod) – ssdm
4.    rotan 1 kali (ibu bapa dipanggil) (rekod) 
5.    rotan 2 kali (ibu bapa dipanggil) (rekod) 
6.    rotan 3 kali (ibu bapa dipanggil) (rekod) 
7.    gantung asrama (pelajar asrama) (ibu bapa dipanggil)-(rekod) 
8.    gantung sekolah (ibu bapa dipanggil) (rekod) 
9.    buang asrama (pelajar asrama)-tak layak tinggal di asrama tahun akan datang 
10.  panggil polis – mencuri, menghidu gam, dadah, berkelahi, peras ugut (buli) 
11. kes kerosakan – pelajar dikehendaki membayar kos (harga) barang yang rosak, bayar kos pengangkutan, bayar kos pembaikan.

adap sopan
1.Hendaklah berbaris apabila mengambil makanan. (elakkan dari berebut-rebut).
2.Gunakan pakaian yang sesuai, bersih dan kemas. (topi, singlet,baju nipis dan berlubang dilarang)
3.Pelajar yang berpeluh, kotor selepas bersukan tidak dibenarkan masuk ke dewan makan.
4.Tanggalkan kasut/selipar di luar dewan apabila hendak masuk ke dewan makan.
5.Elakkan membuat bising, berteriak, mengetuk pinggan dan meja di dewan.
6.Elakkan membazir dan ambil makanan mengikut kemampuan selera.
7.Jangan membaling dan menyebarkan makanan merata tempat.
 Kebersihan
8.  Mana-mana guru/pelajar yang menggunakan dewan seperti perjumpaan kelab, rumah sukan, kelas-kelas peperiksaan, taklimat, jamuan dan sebagainya harus memastikan sampah dibersihkan dan susun kerusi meja dalam kedudukan asal sebelum meninggalkan dewan.
9.  Jangan meludah di dalam dan di luar kawasan dewan.
10.Bersihkan tangan dan alatan (pinggan, sudu dan cawan) terlebih dahulu sebelum makan/mengambil makanan.
11.Jangan membuang sisa makanan ke bawah lantai. eloklah dikumpulkan di atas meja dan dibuang di tempat khas yang telah disediakan di luar dewan.
12.Kelas bertugas membersihkan dewan wajib menjalankan kerja pembersihan pagi, tengahari dan petang.

 lain-lain
13.Membawa makanan ke asrama adalah dilarang sama sekali.
14.Lampu/kipas hendaklah sentiasa ditutup selepas meninggalkan dewan.
15.Semua pelajar bertanggungjawab memastikan agar peralatan di dewan (pintu, meja, lansir dan kerusi dewan) dalam keadaan yang teratur dan sempurna
16.Pengawas dewan makan harus memastikan pembersihan dewan dijalankan dengan sempuna.
17.Pengawas dewan makan perlu melaporkan segala tingkahlaku yang kurang sopan oleh pengguna dewan kepada waden bertugas.

Keselamatan diri
1. Pastikan anda ada kebenaran daripada pihak sekolah/waden.
(isi borang kebenaran keluar/ ditandatangani buku/kad keluar)
2.  Pelajar wajib meningggalkan buku/kad keluar pada pondok jaga. apabila balik ke sekolah ambil semula.
3.  Wajib keluar @ berjalan secara bertiga atau berkumpulan. (elakkan keluar berseorangan).
4.  Elakkan menumpang kereta/motorsikal orang yang tak dikenali.
         (jangan mudah diajak/dipelewa/terpedaya).
5.  Jika melintas jalan, pastikan melihat kiri dulu, kemudian kanan dan lihat kiri sekali lagi. (sentiasa berwaspada).
  Keluar ke pasar
6.  Pelajar dibenarkan keluar ke pasar pakan pada pagi ahad (jam 7. 00 pagi – 11.30 pagi) minggu tidak balik kampung dengan menggunakan pakaian seragam sekolah.
7.  Pelajar yang memerlukan rawatan di klinik desa pakan juga wajib menggunakan pakaian seragam sekolah serta membawa bersama kad perubatan serta memberitahu waden bertugas.
 Balik kampung pelajar asrama
8.Pelajar asrama balik kampung sebulan sekali dengan berjubah.

LEMBAGA DISIPLIN MAAHAD